Kamis, 19 November 2015

Peluang Investasi melalui sektor Pertanian dan Industri di Daerah Situbondo

Situbondo merupakan kota yang kerap disebut sebagai kota santri. karena banyaknya jumlah pesantren yang terdapat di kota situbondo ini , alhamdulillah :D. Jika ditinjau dari segi perekonomian , sektor pertanian dan industri merupakan penyumbang terbesar pendapatan dikota situbondo. Faktor geografis wilayah Kabupaten Situbondo yang cukup strategis, potensial untuk pengembangan usaha pertanian dan perikanan. Kabupaten Situbondo terdapat banyak lahan yang cocok digunakan untuk usaha pertanian dan perikanan, karena sebagian besar daerah disitubondo adalah lautan. Sealin itu  kerajinan ruma tangga yang berbahan dari hasil hutan dan hasil laut yang ada di Kabupaten Situbondo, misalnya dari bambu dan kulit kerang. Selain dari bahan hutan, di situbondo juga terdapat pengrajin batik yang memiliki khas motif kerang. Berikut merupakan contoh batik situbondo


Potensi sektor pertanian Kabupaten Situbondo yang memberikan kontribusi terbesar diantaranya produksi dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan laut, tambak, peternakan dan kehutanan. Bila dilihat dari besarnya kenaikan/penurunan produksi untuk beberapa komoditi, masing-masing sebagai berikut : produksi padi sawah 0,06% , padi gogo 40,16%, produksi jagung 5,24%, produksi ubi kayu 68,48%, kacang tanah 57,33% dan produksi tanamana kedelai yang mencapai angka 59,50%. Selain varietas tersebut juga terdapat produksi sayuran di Kabupaten Situbondo mengalami kenaikan yaitu bawang merah 29,61%, Bawang Daun 37,25%, semangka 34,88%. namun penduduk kota situbondo msih termasuk dalam kalangan menengah kebawah hal ini dikarenakan beberapa sumberdaya yang tidak dapat dimanfaatkan dengan baik dan kurangnya sosialisasi terhadap petani tentang pengetahuan tentang pertanian yang baik agar dapat menghasilakan produksi tinggi dengan biaya yang dapat dijangkau. 


(http://m.solopos.com/dokumen/2011/07/tembakau-1.jpg)


Kamis, 12 November 2015

Pengaruh Macam Pigmen pada Daun

           Daun merupakan organ yang memeliki peran yang sangat penting bagi tanaman yaitu sebagai temat fotointeisis. Daun dapat digunakan sebagai tempat fotosintesis karena pada daun memiliki beberapa pigmen khuunya klorofil,  yang mampu menangkap cahaya matahari yang akan digunakan untuk proses fotosintesis. Namun taukah anda, pigmen pada daun tidak hanya klorofil aja, ada beberapa pigmen pada daun yang juga mampu menangkap cahaya matahari namun tidak sebaik klorofil. pigmen pada daun ini dapat menyebabkana daun memiliki warna yang berbeda beda. Berikut merupakan beberapa macam daun berdasarkan perbedaan warnanya.




(Aglomena : https://tanamandendie.files.wordpress.com/2013/03/aglaonema_3_or1.jpg)

(Sanseviera : https://tanamandendie.files.wordpress.com/2013/03/snakeplant2_0.jpg)


(Puring Kuning : https://nimadesriandani.wordpress.com/2011/07/07/cuci-mata-menikmati-sumringah-warna-puring-di-taman-taman-di-pulau-bali/#jp-carousel-1705)


  Macam-macam pigmen yang terdapat dalam tanaman biasanya dibagi menjadi empat kelompok yaitu klorofil, anthosianin, karotenoida yang terdiri dari karoten dan xanthophyl. Karotenoid adalah suatu pigmen pada tumbuhan yang memunculkan warna merah (pada Aglomena), jingga, oranye, atau kuning. Fungsi karotenoid pada tumbuhan adalah sebagai pelengkap pigmen klorofil untuk membantu proses fotosintesis. Ada beberapa macam karotenoid, misalnya karoten (warna jingga) yang dapat kita jumpai pada wortel, serta likopen (warna merah) yang terdapat di dalam tomat (brockington et al., 2011). Anthosianin dapat memberi warna merah, merah muda, ungu dan biru, karena sifat ion anthosianin intensitas dan warnanya tergantung pada pH. Pada larutan asam, ada berbagai warna, dari orange-merah sampai ungu. apabila pH mendekati 7 terbentuk semu basa yang tidak berwarna (Mulyani, 2006). hal inilah yang menyebabkan tanaman memiliki warna daun yang bermacam- macam, selain berfungsi sebagai penangkap cahaya untuk fotosintesis, pigmen juga berfungsi untuk menambah keindahan bunga.



Sumber :
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius: Yogyakarta.
Brockington, S.F.,R.H. Walker., B.J. Glover., P.S. Soltis., D.E. Soltis. 2011. Complex pigment evolution in the Caryophyllales. New phytologist. 190: 854-864.